Senin, 22 Agustus 2011

Crain (2002) menyatakan bahwa Freud dalam teori psychosexualnya membagi perkembangan seksual seseorang dalam beberapa tahap, yaitu:
a. Oral stage

Rangsangan seksual pada masa ini terletak pada mulutnya. Kegiatan menghisap puting payudara ibunya atau menghisap jempolnya merupakan kesenangan bagi seorang bayi.

b. Anal stage

Pusat rangsangan pada masa ini terletak pada anusnya. Dimana anak merasakan kesenangan ketika melakukan buang air besar karena telah mampu mengontrol otot sphincter-nya. Mereka kadang-kadang mencoba memasukan kembali atau menahan fesesnya dengan cara menambah tekanan pada rektum. Mereka juga sering tertarik dengan feses yang telah dikeluarkan dengan menjadikannya sebagai alat mainan.

c. Phallic or Oediphal stage

- Anak laki-laki
Dimulai dengan adanya ketertarikan terhadap penisnya. Hal ini disebabkan penis merupakan organ yang mudah dirangsang, mudah berubah, dan kaya akan rangsangan. Mereka ingin membandingkan penisnya dengan laki-laki lain atau dengan binatang, sehingga ia senang memperlihatkan penisnya.
Dia mungkin juga mencium ibunya secara agresiv, ingin tidur malam bersama ibunya atau membayangkan ia menikahinya. Akan tetapi ia belum membayangkan untuk melakukan senggama sehingga merasa bingung apa yang akan dilakukan bersama ibunya.
- Anak perempuan
Pada fase ini ia merasa kecewa dan marah besar dengan ibunya karena tidak memmpunyuai penis. Ia menganggap ibunya melahirkan kedunia dengan keadaan kurang lengkap Ia juga memiliki kedekatan yang lebih terhadap ayahnya. Hal ini mungkin disebabkan ayahnya mulai mengagumi kecantikannya, memanggilnya ‘little princess’ serta senang bermain-main dengannya.
- Latency stage (6-11 tahun) Pada fase ini, sebagian besar fantasi seksual tersembunyi di alam bawah sadar mereka.
e. Puberty (Genital Stage)Pada anak laki-laki dimulai umur 13 tahun sedangkan anak perempuan dimulai pada usia 11 tahun. Pada saat ini anak ingin melepaskan dirinya dari orang tua. Bagi anak laki-laki masa ini adalah saat melepaskan pertalian dengan ibunya untuk mendapatkan wanita lain sebagai penggantinya. Dia juga harus mengakhiri rivalitas dengan ayahnya dan membebaskan diri dari dominasi ayahnya. Bagi anak perempuan mempunyai tugas yang sama, ia harus berpisah dari orang tuanya dan menentukan jalan hidupnya sendiri.